Anjing loe...Jancok

Anjing Loe.... Jancok!!!
Nama hewan favorit yang suka menggonggong itu dilafadzkan dengan fasih oleh bocah ingusan pada temannya. Aku sedikit tertawa mendengarnya. Masih ingat ketika bibirku bengkak karena disentil ibu gara-gara tak sengaja mengucapkan kalimat anj***, ah sudahlah aku malu.
Namun bukan soal akhlak yang ingin ku bahas, karena jelas itu kata-kata kotor yang tak layak diucapkan siapapun. Kendati sering kita dengar diteriakan suporter bola pada pendukung klub yang jadi lawannya, atau oleh seorang anak yang dongkol pada kawannya, bahkan terkadang diteriakan ormas yang isinya bapak-bapak (kutil babi teriaknya) wkwkwk
Benakku pernah bertanya, sejak kapan yah kata-kata seperti anjing, babi atau apalah itu, populer jadi sebuah ekspresi marah atau tidak senang? Terus bagaimana cara orang luar negeri berkata-kata kotor? Orang arab misalkan, kalbun ente atau orang inggris you are dog, wkwkwk. Aneh kedengaranya, benarkah begitu? Masih butuh penelitian kayaknya.
Terus yang jadi nambah bikin penasaran, kok ungkapan kotor itu menggunakan nama hewan, kenapa tidak nama tumbuhan atau makanan, mungkin lebih asyik.
pada pembahasan definisi, para tokoh logika biasanya menyimpulkan bahwa manusia adalah hewan yang berpikir, karena yang menjadi pembeda antara manusia dan binatang adalah akal dengan kemampuan nalarnya. Kemudian Alquran juga membahasakan orang yang menolak kebenaran "seperti binatang bahkan lebih sesat".
Dari sana aku berpikir mungkin nama-nama hewan itu sengaja digunakan untuk menyadarkan lawan bicara agar segera memanfaatkan logikanya, kan mubazir tuh karunia Tuhan kalau ngga dipake. Jadi makian dengan kosakata hewan memiliki nilai filosofi dan dianggap kata yang paling tepat untuk meluapkan emosi.
Ada seorang teman pas keceplosan bilang anjing, maksud gua Qitmir (anjingnya Ashabul Kahfi) diamah sudah dijamin surga, lah loe kan belum dapet tiket....wkwkwk kalbun ente!...eh keceplosan, jangan ditiru yah anak-anak...
Oh iyah anjing juga dianggap hewan najis dalam ilmu fiqih (Islam), jadi dimungkinkan ada ujaran kebencian dan perasaan jijik dari si pengukap pada lawan bicara.

Post a Comment

3 Comments